Kamis, 06 Juni 2013

Laporan laba rugi

.

Laporan laba rugi
A.   Hubungan rugi laba dan neraca

Laporan laba rugi melaporkan seluruh hasil ban biaya dan biaya untuk mendapatkan hasil , dan laba rugi perusahaan selama perode tertentu.
1. Terdapat dua pendekatan dalam mengkaji elemen akuntansi dan hubungan antara neraca dan laporan laba rugi :
a. Pendekatan artikulasi
Pendekatan articulated artinya laporan laba rugi itu dianggap sebagai subklasifikasi dari pos modal.
b. Pendekatan non artikulasi
Sementara pendekatan non articulated artinya neraca dan laporan laba rugi ini secara matematis independen satu sama lain.
c. Hubungan antara neraca dan laporan laba rugi dengan menggunakan pendekatan artikulasi
Dalam pendekatan articulated ada 2 konsep, yaitu konsep revenue expense approach dan asset laibility approach. Dalam konsep pertama, revenue expense, laporan laba rugi dianggap laporan yang paling utama semua transaksi dipandang sebagai pos revenue dan expense, semua transaksi dianggap sebagai pengakuan laba (matching), pengakuan laba dan alokasi ke laba rugi. Dalam konsep ini yang dipindah neraca adalah by product dari hasil pengakuan laba atau matching tadi. Artinya yang dicatat hanya deferred kredit (liabillities) dan deferred charges (asset).
2. Perbedaan Elemen ordinary dan ekstraordinari (beserta contohnya) :
a. Ekstraordinary : kejadian yang tdk berulang kali, yang harus dijelaskan kepada para pemegang saham dalam laporan tahunan atau triwulanan. Juga penerimaan atau biasa yang sifatnya tidak biasa dan jarang terjadi. Item tersebut dan pengaruh pajaknya dipisahkan dari pendapatan biasa dalam laporan laba rugi. Contoh : penghapusan suatu divisi, akuisisi perusahaan lain, penjualan sejumlah besar real estate, atau pengungkapan kecurangan pegawai yang mempengaruhi kondisi keuangan perusahaan secara negatif. Biasanya penghasilan dilaporkan sebelum dan sesudah pengaruh dari pos luar biasa itu diperhitungkan.
b. Ordinary : kejadian yang terjadi berulang kali, yang tidak harus dijelaskan kepada pemegang saham dalam laporan tahunan atau triwulan. Sifatnya sering terjadi. Contoh : pendapatan dari hasil penjualan produk, Belanja pegawai, dll
3. Neraca dikelompokan menjadi aktiva, kewajiban dan modal.
a. Dasar pengelompokan dari masing-masing akun tersebut
Neraca adalah suatu laporan yang sistematis tentang aktiva, hutang, dan modal sendiri dari suatu perusahaan tertentu pada tanggal tertentu. Biasanya pada saat buku ditutup yakni akhir bulan, akhir triwulan, dan akhir tahun.”
Suatu neraca ditujukan untuk menunjukan posisi keuangan pada suatu tanggal tertentu. Biasanya pada waktu buku – buku ditutup dan ditentukan sisanya pada suatu akhir tahun fiskal atau satu tahun kalender. Dalam penyajianya pos–pos perkiraan neraca harus disajikan sesuai dengan ketentuan dan pengelompokan yang lazim yaitu sebagai berikut :
1) Aktiva dikelompokan berdasarkan urutan likuiditas atau kelancaran aktiva
2) Kewajiban kelompokan berdasarkan urutan jatuh tempo
3) Modal dikelompokan atas dasar sifat kekekalan.
b. Sebuah gedung akan dikelompokkan dalam investasi, aktiva tetap atau aktiva lain saat
Investasi adalah Adalah penanaman diluar perusahaan yang jangka waktunya lebih dari satu tahun dengan tujuan untuk menguasai perusahaan atau memperoleh pendapatan tetap, atau memperoleh kenaikan nilai. Misalnya investasi dalam bentuk saham dan obligasi perusahaan lain dan investasi tanah yang semata-mata untuk memperoleh kenaikan harga jualnya.
Aktiva Tetap adalah aktiva bernilai besar yang digunakan untuk kegiatan perusahaan, bersifat tetap atau permanen dan tidak untuk dijual kembali dalam kegiatan normal”. Seperti Tanah, peralatan operasi perusahaan, Bangunan, Kendaraan, Mesin. Aktiva ini kecuali tanah akan berkurang nilainya oleh karena digunakan dalam kegiatan perusahaan.
Aktiva lain-lain adalah Aktiva-aktiva yang dikelompokkan kedalam aktiva ini adalah aktiva yang dimiliki perusahaan tetapi tidak digunakan untuk kegiatan normal perusahaan. Misalnya gedung masih dalam tahap pembangunan, tanah yangtidak untuk kegiatan normal perusahaan, Villa, dan sebagainya.
4. Pengertian aktiva arus kas dibagi menjadi tiga yaitu :
Informasi tentang arus kas suatu perusahaan berguna bagi pemakai laporan keuangan sebagai dasar untuk menilai kemampuan perusahaan dan menilai kebutuhan perusahaan untuk menggunakan arus kas tersebut.
a. Aktivitas Operasi
Jumlah aliran arus kas yang berasal dari aktivitas operasi merupakan indikator yang menentukan apakah dari operasi perusahaan dapat menghasilkan aliran kas yang cukup untuk melunasi pinjaman, pemeliharaan kemampuannya tersebut membayar deviden dan melakukan investasi baru tanpa mengandalkan para sumber pendanaan dari luar.
Arus kas masuk yang berasal dari Aktivitas Operasi, misalnya:
1) Kas yang diperoleh dari penjualan barang dan jasa secara tunai.
2) Kas yang diterima dari penagihan piutang dagang dan piutang lainnya.
3) Kas yang diterima dari kontrak yang diadakan untuk tujuan transaksi usaha.
Arus kas keluar yang berasal dari Aktivitas Operasi, misalnya:
1) Kas yang dikeluarkan untuk pajak dan biaya administrasi lainnya.
2) Pembayaran hutang-hutang jangka pendek, yang meliputi: hutang dagang, gaji, bunga dan sebagainya.
3) Pembayaran untuk pembelian barang dan jasa.
4) Pengeluaran kas untuk kegiatan operasi termasuk juga untuk pembayaran biaya gaji, upah, sewa dan biaya operasi lainnya.
b. Aktivitas Investasi
Transaksi kas yang berhubungan dengan perolehan fasilitas investasi dan non kas lainnya yang digunakan oleh perusahaan. Arus kas masuk terjadi jika kas yang diterima dari hasil atau pengembalian investasi yang dilakukan sebelumnya, misalnya: dari hasil atau penjualan.
Arus kas masuk yang berasal dari Aktivitas Investasi, misalnya:
1) Penjualan aktiva tetap.
2) Penjualan surat berharga yang berupa investasi.
3) Penagihan pinjaman jangka panjang (tidak termasuk bunga jika ini merupakan kegiatan investasi).
Arus kas keluar yang berasal dari aktivitas, misalnya:
1) Pembayaran kas untuk membeli aktiva tetap.
2) Pembelian investasi jangka panjang.
3) Pemberian pinjaman ke pihak lain.
c. Aktivitas Pendanaan
d. Kegiatan pendapatan sumber dana dari pemilik dengan memberikan prospek penghasilan dari sumber dana tersebut, meminjam dan membayar hutang kembali, atau melakukan pinjaman jangka panjang untuk membayar hutang tersebut.
Arus kas yang berasal dari Aktivitas Pendanaan, misalnya:
1) Penerimaan kas dan surat berharga dalam bentuk equity (sewajarnya).
2) Penerimaan dari penerbitan hutang obligasi dan hutang jangka panjang lainnya.
Arus kas keluar yang berasal dari Aktivitas Pendanaan, misalnya:
1) Pembayaran kas kepada pemegang saham untuk menarik atau menebus saham perusahaan.
2) Pembayaran deviden dan pembagian lainnya yang diberikan kepada pemilik.
3) Pembayaran kas oleh penyewa guna usaha (lease) untuk mengurangi saldo kewajiban yang berkaitan dengan sewa guna pembiayaan.
B. konsep matching
        Menurut teori matching concept, maka ciaya harus di bebankan sesuai dengan pengakuan dan periode penghasilan. Berdasarkan waktu pengeluaran atau pembebanan biaya dan prinsip matching di kenal dua konsep berikut :
1.       Direct atau product matching
Adalah konsep yang mengabaikan beberapa masalah antara lain biaya yang belum bisa dikaitkan langsung kepada produk itu sehingga dalam konsep ini semua biaya lain diluar biaya produk atau jasa itu dianggap sebagai aktiva yang dialihkan ke periode yang akan datang.
2.       Inderect atau  period matching
Di sini matching di lakukan antara hasil ( penjulan prodduk dan jasa) yang di peroleh dengan seluruh buaya yang di keluarkan atau di bebankan selama periode di mana digunakan bukan berdasarkan waktu perolehan atau pembayaran ini.

Konsep ini dapat diterima karena beberapa alasan berikut ini :
a.       Banyak biaya periodik secara tidak langsung dikaitakan dengan biaya pada periode sekarang sehingga tidak berbeda antara matching menurut dasar penggunaan atau dasar waktu pelaporan, misalnya biaya sewa toko dengan hasil penjualan.
b.      Untuk hal-hal tertentu sukar mengidentifikasi hubungan langsung antara suatu jenis hasil dan biaya.
c.       Jika misalnya suatu biaya tidak bisa dianggap akan memberikan kontribusi terhadap hasil yang akan datang
d.       Untuk biaya yang bersifat berulang-ulang dan reguler, tidak ada pengaruh material terhadap masalah kapan dibiayakan.
e.      Banyak biaya bersifat jointcost yang sukar diasosiasikan untuk hasil jasa tertentu.

0 comments

:a: :b: :c: :d: :e: :f: :g: :h: :i: :j: :k: :l: :m: :n:

Posting Komentar

 

Followers

About Me